Tugas 1
Nama : Tengku Fredly Reinaldo
NRP : 5025201198
Kelas : Pemrograman Perangkat Bergerak (I)
Tahun Ajaran : Genap 2023/2024
Ponsel menjadi salah satu barang penting bagi manusia modern saat
ini. Bukan hanya sekadar untuk komunikasi, ponsel juga digunakan utnuk
menunjang aktivitas dan gaya hidup masyarakat. Seiring perkembangan zaman,
model ponsel masa kini juga berkembang semakin canggih. Apabila dua dekade lalu
ponsel fitur menjadi andalan, kini ponsel pintar atau smartphone yang umum
digunakan. Bahkan, bentuk smartphone juga tak lagi monoton, berukuran persegi
panjang dengan layar curved atau flat saja. Beberapa tahun terakhir, smartphone
juga sudah berevolusi menjadi smartphone lipat atau foldable. Lantas, bagaimana
sejarah perkembangan ponsel dari masa ke masa? Sedikit kilas balik, ponsel
nirkabel pertama kali ditemukan pada 1917 silam. Pembuatan ponsel tersebut
dilakukan untuk menguji sistem komunikasi di kereta militer antara Kota Berlin
dan Zossen. Alhasil, pada 1926, layanan ponsel nirkabel khusus kereta api mulai
didistribusikan oleh perusahaan Jerman bernama Zugtelephone AG. Kemudian,
memasuki era Perang Dunia II, pihak sekutu mulai mengerahkan lebih dari 130.000
unit SCR-536 handie-talkie, yang bentuknya menyerupai ponsel genggam. Memang,
alat komunikasi tersebut tidak bisa sepenuhnya disebut sebagai ponsel genggam.
Namun, kemiripan fungsi dan bentuk yang dimiliki handie talkie tersebut kerap
kali disamakan dengan ponsel genggam. Namun, handie-talkie SCR-536 masih
memiliki banyak kekurangan. Mulai dari masa pakai baterai yang pendek dan
perangkat masih bergantung pada frekuensi radio. Jika jangkauannya lebih dari
satu mill, alat tersebut tidak dapat digunakan untuk berkomunikasi.
Ponsel pertama di 1946
Setelah perang dunia usai, perusahaan Amerika Serikat Bell Labs
mengembangkan ponsel genggam yang tersambung dengan mobil. Jadi, pengguna bisa
melakukan panggilan suara lewat mobil. Itu adalah produk Mobile Telephone
Service (MTS) pertama di tahun 1946. Ponsel nirkabel generasi pertama bikinan
Bell Labs ini memiliki bobot sekitar 36 kilogram, sangat berat dibandingkan
smartphone zaman sekarang yang punya bobot rata-rata “hanya” 150 hingga 250
gram. Perangkat tersebut cukup populer di kalangan AS pada masa itu.
Popularitas dari ponsel nirkabel bikinan Bell Labs pun meningkat dari tahun
1950-an hingga 1960. Kemudian, pada 1973, Martin Cooper yang saat itu bekerja
sebagai engineer Motorola berhasil menemukan telepon portabel dan berhasil
melakukan panggilan suara. Dikarenakan menghadapi sejumlah kendala, ponsel
pertama Motorola baru diperkenalkan satu dekade setelahnya. Ponsel itu bernama
Motorla DynaTAC 8000X, memiliki tubuh bongsor dengan bobot 1 kilogram. Banderol
harganya sekitar 3.900 dollar AS (sekitar Rp 58,2 jutaan). Namun, karena ponsel
genggam tersebut masih mengandalkan jaringan analog murni, DynaTAC 8000X
memiliki kelemahan di bagian sinyal. Sejak kemunculan Motorola, beberapa
perusahaan teknologi lainnya juga berlomba-lomba melakukan hal yang sama.
Nokia, misalnya, mereka mulai memasarkan ponselnya, Mobira Cityman 900 pada
1987. Ponsel itu punya bobot lebih ringan, yakni 760 gram. Satu tahun
setelahnya, Samsung juga ikutan memperkenalkan ponsel genggam bikinannya pada
1988 yang memiliki nama SH-100.
Mulainya era GSM di ponsel
Memasuki tahun 1990-an, bisa dikatakan sebagai era di mana
industri ponsel berkembang sangat pesat. Di tahun 1991, sudah mulai muncul
teknologi GSM (Global System for Mobile Communication). Melansir dari Android
Authority, kemunculan GSM membuat seluruh dunia mengadopsi teknologi tersebut
ke dalam ponsel. Sebagian pengguna juga mulai membeli kartu SIM. Nah, pada
tahun 1994, Nokia merilis Nokia 2010, ponsel yang memiliki keypad numerik dan
huruf untuk memasukkan teks. Kemudian, di tahun yang sama, perusahaan IBM dan
Ericson meluncurkan ponsel pertamanya yang bernama Simon. Itu adalah ponsel
pertama yang hadir dengan layar sentuh. Simon dibekali sejumlah fitur yang
cukup banyak, seperti kalendar, buku catatan, buku alamat, hingga mengirim dan
menerima SMS serta email. Tidak hanya itu, perangkat ini juga menjadi ponsel
pertama yang memiliki asisten digital pribadi.
Perubahan desain dan warna ponsel
Pada 1999, Nokia meluncurkan ponsel dengan model “pisang”, alias
punya bodi yang melengkung menyerupai buah pisang. Sementara itu, Motorola juga
merilis ponsel barunya dengan desain yang dilipat vertikal atau clamshell. Pada
1998 hingga awal 2000, terdapat terobosan baru di industri smartphone. Salah
satunya adalah Siemens S10 yang menjadi ponsel pertama yang memiliki layar
berwarna, tak lagi monokrom. Perangkat itu menampilkan warna merah, hijau,
biru, dan putih. Di rentang waktu yang sama, Blackberry turut meluncurkan
Blackberry 850 yang dibekali papan ketik (keyboard) jenis Qwerty yang
dibanderol seharga 400 dollar AS. Pada 1999, Nokia 9110 menjadi ponsel dengan
browser WAP pertama. Perangkat ini menjadi yang terdepan di zaman itu karena
bisa dipakai untuk berselancar di internet.
Ponsel dengan kamera pertama
Pada awal 2000, perusahaan teknologi di Jepang berhasil membuat
ponsel genggam pertama yang menampilkan kamera. Hanya saja, perangkat tersebut
dijual secara eksklusif di Jepang. Dua tahun berikutnya, perusahaan Sanyo dan
Sprint meluncurkan ponsel kamera pertama di AS dengan nama SCP-5300. Saat itu,
resolusi kameranya masih kecil, yakni 0,3 mega piksel saja. Perangkat itu hadir
dengan varian warna berbeda dan mengusung model clamshell. Di tahun 2003 Sony
menghadirkan kamera depan di perangkatnya yang bernama Z1010. Lalu, 2004,
Motorola Razr kembali menciptakan tren baru dengan desain bodi yang tipis.
iPhone lahir
Masuk tahun 2007, Apple mulai merambah ke bisnis ponsel dan
meluncurkan iPhone. Perangkat itu disebut sebagai ponsel revolusioner karena
punya layar yang cukup lebar dengan kontrol layar sentuh yang penuh. iPhone
generasi pertama juga bisa berkomunikasi menggunakan internet. Di tahun yang
sama, Nokia juga meluncurkan Nokia N97 yang memiliki kamera 5 MP dan dibekali
serangkaian aplikasi bawaan. Keberhasilan iPhone secara tidak langsung
mendorong vendor lain untuk membuat ponsel serupa. Google yang saat itu mulai
mengembangkan sistem operasi mobile Android, mengembangkan ponsel Android
pertama bersama HTC, bernama HTCG1 pada 2008.
Desain ponsel yang mulai seragam
Di era ini, kebanyakan ponsel genggam memiliki desain yang
identik. Ponsel dengan teknologi layar sentuh yang dibekali satu tombol saja di
bagian bawah layar. Di tahun 2010-an beberapa perangkat juga mengandalkan
konektivitas 3G. Pada 2013, Sony meluncurkan Xperia Z yang dapat tahan air di
kedalaman satu meter selama 30 menit. Di tahun 2014, HTC One M8 menjadi kamera
yang mempunyai dua kamera belakang. Fitur yang diunggulkan adalah autofokus-nya
dan mode portrait. Sejak tahun 2010-an, semakin banyak fitur baru yang
disematkan di ponsel. Mulai dari dukungan NFC (Near Field Communication),
dukungan IP, sertifikasi tahan air (IP) seperti di perangkat Sony tadi, hingga
sensor pendeteksi detak jantung dan saturasi oksigen.
Era smartphone yang kian canggih
Pada 2017, Apple menghadirkan iPhone X dengan teknologi pengenalan
wajah (Face ID) dan otentikasi biometrik sebagai sistem keamanan perangkat.
Kemudian, beberapa tahun setelahnya, Samsung memperkenalkan ponsel lipat
terbarunya dari jajaran Galaxy Z Flip dan Galaxy Z Fold series. Model yang
ditawarkan semakin memiliki desain yang minimalis, elegan, sekaligus mewah.
Ditambah, fitur yang ditawarkan juga semakin canggih dibanding beberapa dekade
silam. Di era ini, ponsel tak lagi sekadar menjadi alat komunikasi, namun juga
penunjang aktivitas dan gayar hidup. Kemungkinan besar, teknologi yang akan
disematkan di ponsel atau smartphone dalam beberapa waktu ke depan, juga akan
terus berkembang. Salah satunya adalah kehadiran fitur komunikasi via satelit
yang saat ini sudah diadopsi iPhone 14 series. Ada pula resolusi kamera
smartphone yang semakin lama semakin mumpuni. Belum lagi ponsel gaming yang
saat ini juga semakin canggih, dibekali beragam fitur penunjang pengalaman
gaming.
Komentar
Posting Komentar